Kam28032024

Last updateRab, 27 Mar 2024 3pm

bjb

Aneka

Arya Kemuning, Sang Adipati Kuningan (Tamat)

Foto ilustrasi.

Penulis: Raden Hamzaiya & Raden Nana Mulyana Latief

Kuningan Terkini - Pangeran Arya Kemuning atau Pangeran Arya Adipati Kuningan juga mempunyai nama lain Suranggajaya. Suranggajaya mewarisi nama Arya Kemuning dari Bratawijaya. Kemudian, sesuai pesan Syekh Syarif Hidayatullah, Suranggajaya dinobatkan sebagai Adipati Kuningan, menggantikan Ratu Selawati (Ratu Kerajaan Kuningan).

Penobatan ini dilakukan pada tanggal 1 September 1498 Masehi. (Sejak tahun 1978, hari pelantikan Suranggajaya menjadi Adipati Kuningan itu ditetapkan sebagai Hari Jadi Kuningan sampai sekarang.) Sebagai Adipati, Suranggajaya menggunakan nama Pengeran Kuningan bergelar Pangeran Arya Adipati Kuningan.

Sedikit kisah penobatan Suranggajaya atau Pangeran Arya Kemuning oleh kanjeng Sunan Gunung Jati.

Pagi itu cuaca cerah, angin bertiup sepoi-sepoi di pendopo keraton Pakungwati Cirebon dengan iringan gending gamelan mendayu-dayu. Seorang pria muda gagah dan tampan duduk bersila tepat di hadapan singgasana Sultan. Wajahnya tampak berwibawa dan sedikit tegang sekaligus menyimpan bahagia.

Dikanan dan kirinya berjejer Menak (ningrat) yang dikawal beberapa para prajurit. Suasana ruangan begitu sakral dan khidmat. Tak lama kemudian muncul kanjeng Sinuhun Sunan Gunung Jati sambil tersenyum lalu duduk di peraduannya. Sontak seisi ruangan memberi salam kehormatan.

"Hari ini aku penuhi janji kepada anakku, Arya Kamuning. Aku angkat engkau Bertahta di Kuningan dengan gelar Sang Adipati,” kata Sinuhun Sunan Gunung Jati.

Mungkin begitulah suasana 'pelantikan' Adipati Kuningan Arya Kemuning di istana Pakungwati pada saat itu sebelum 521 tahun ini. Konon, peristiwa penting ini terjadi pada 14 Suro tahun setempat yang bertepatan dengan 1 September 1498, dan menurut tanggal tersebut adalah jatuh pada hari Sabtu. Saat itu, Kuningan merupakan bagian dari wilayah Kesultanan Pakungwati Cirebon pimpinan kanjeng Sunan Gunung Jati.

Arya Kamuning alias Suranggajaya alias Bratawiyana

Selepas pelantikan, Arya Kamuning yang menunggangi kuda putih, Si Windu bergegas kembali ke Luragung. Sang Adipati ditemani Ewangga yang di kemudian hari menjadi Panglima Perang-nya. Mula-mula Sang Adipati menggabungkan Luragung dengan Kajene menjadi satu yakni Kuningan. Lalu ia membangun kekuatan militer yang cinta damai khususnya pasukan berkuda atau "kavaleri".

Dengan pasukan inilah, Keadipatian Kuningan banyak membantu Sunan Gunung Jati dalam penyebaran ajaran Islam terutama wilayah selatan Priangan seperti Ciamis,Tasikmalaya, Banjar, Pangandaran, dan Garut.

Adipati Kuningan melalui Ewangga juga turut membantu Kesultanan Demak 'mendatangi' Kesultanan Banten. Kemudian menyerbu Portugis di SundaKalapa. Ia juga sempat bersitegang dengan Arya Wiralodra, penguasa Indramayu. Namun ketegangan tersebut berhasil diredakan oleh Sunan Gunung Jati.

Semasa tak ada perang, Arya Kamuning menata kehidupan rakyatnya terutama sektor pertanian. Saat itu umumnya masyarakat Sunda di Kuningan masih menggunakan Huma (sawah kering) untuk menanam padi. Lalu Sang Adipati melakukan revolusi hijau dengan memadukan konsep pertanian dari Demak dan Mataram yakni sawah basah seperti yang kita tahu saat ini. Kontur wilayah Kuningan yang berbukit-bukit mengakibatkan sawah menjadi bertingkat-tingkat (terasiring).

Tak hanya padi sawah, Sang Adipati pun memperkenalkan sumber pangan baru yaitu Boled atau umbi tanah/ubi jalar. Konon, ide ini muncul tatkala beliau berkunjung ke kaki gunung Ciremai di sekitar Lembah Cilengkrang. Pangeran Arya Kamuning kemudian mendapatkan 'areuy' atau bibit Boled tersebut yang kemudian ditanam di sawah. Dalam setiap melakukan perjalanan, Suranggajaya memakai nama Arya Kemuning.(Tamat)

Add comment


Security code
Refresh


Fishing